Sejarah

SEJARAH BERDIRINYA SMK N 2 BLORA

SMEA TJENDEKIA PURUHITHA
Disebut juga SMEA Persiapan Negeri Blora yang diprakarsai oleh anggota Ex Brigade Tujuhbelas Detasemen Blora yang tergabung pada satuan Tentara Pelajar (TP) yang ikut berjuang mempertahankan Negara Republik Indonesia.

Bp. Suyadi, BA. Diperbantukan ke SMEA Persiapan Negeri Blora, yang sebenarnya dinamakan SMEA Tjendekia Puruhitha Blora, sekolah sudah berjalan ± 2 bulan.
Beliau sebagai orang ke-2 yang diperbantukan setelah sebelumnya adalah Bp. Rachmad dari desa Sendangwungu, Banjarejo, Blora (Guru OR di SMP N 1 Blora).

Beliau diberi Surat Perintah Pindah Tugas No. UPE/-/0184/If/IB/68 tgl. 20 Maret 1968 dari Bp. Urusan Pendidikan Ekonomi, Inspeksi Pendidikan Umum, Kejuruan dan Kursus-kursus Propinsi Jawa Tengah. Dalam surat tersebut antara lain dinyatakan bahwa Bp. Suyadi, BA. Diberi tugas mengajar dan membantu Caretaker SMEA Persiapan Blora guna memperlancar usaha-usaha pesiapan sekolah, sehingga dapat dinegerikan dengan secepat-cepatnya.
Caretaker adalah pemegang tampuk pimpinan sekolah semasa masih disebut SMEA Persiapan Negeri, yang sebenarnya bernama SMEA Tjendekia Puruhitha Blora.

Panitia Pendiri SMEA Persiapan Negeri Blora tersebut diketuai oleh almarhum Bp. Letkol. Sri Nardi (Bupati Kepala Daerah Kabupaten Blora). Sedangkan Caretakernya : Bp. S. Soejadi Danoesoebroto, B.A. yang menjabat Kepala SMA Negeri 1 Blora.

SMEA Tjendekia Puruhitha atau SMEA Persiapan Negeri Blora hanya berumur ± 11 bulan. Konon didirikan pada Februari 1968 dan berdasarkan saran dari Kepala Urusan Pendidikan Ekonomi, a.n. Kepala Inpro Pudjursus Jawa Tengah dalam suratnya No. UPE/IVa/31/69 tgl. 6 Januari 1969, agar diadakan serah terima pimpinan SMEA Persiapan Blora, dari Pejabat Pimpinan (c.q. Caretaker) kepada Bp. Suyadi, B.A.
Kemudian atas perintah alm. Bp. Letkol. Sri Nardi, Bupati KDH Tk. II Blora, yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Pendiri SMEA, diselenggarakan serah terima dari Bp. S. Soejadi Danoesoebroto, B.A. kepada Bp. Suyadi, B.A. pada hari Sabtu, malam Minggu di Gedung Jln. Arumdalu, Blora tgl. 18 Januari 1969.

Pada Senin, 20 Januari 1969 Bp. Suyadi, B.A. bersama-sama dengan 4 orang, Wakasek dan Guru mulai membenahi sekolah, karena semua rekan-rekan guru dan tenaga Tata Usaha bantuan dari SMA Negeri ditarik secara keseluruhan oleh Kepala SMA Negeri Blora.
Dan sejak hari tersebut sambil berusaha menyelenggarakan peningkatan mutu pendidikan di sekolah diperjuangkan kearah berhasilnya status NEGERI.

Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut sangat sulit dikarenakan: Penyelenggaraan sekolah dilakukan di dalam gedung yang berbentuk rumah tinggal yang disekat-sekat dengan anyaman bambo. Sarana belajar sangat minim, tenaga guru sangat sedikit, tidak tersedia dana, kecuali sumbangan dari orangtua/wali siswa-siswi. Pemerintah daerah hanya membantu sewa gedungnya.

Keadaan sekolah ini di awal tahun 1969 sangat memprihatinkan sekali, namun jika dibanding pada awal April 1968 sudah ada kemajuan yang lumayan. Waktu itu SMEA Tjendekia Puruhitha, belum punya apa-apa. Sekolah diselenggarakan di salah satu ruang belajar dan peralatannya milik SMA Negeri Blora. Seorang Guru Tetap belum punya, kecuali Bp. Rachmad yang diperbantukan dari SMP Negeri 1 Blora. Kurikulum belum punya, Guru dan Karyawannya dari SMA Negeri Blora.
Karena Pemerintah Daerah sedang gencar-gencarnya membangun prasarana ekonomi daerah (jalan, jembatan, waduk untuk pertanian) sehingga hanya bisa membantu sewa gedung, 20 stel meja kursi siswa, 4 stel meja guru dan 4 buah papan tulis.
Dalam perjuangan ini hanya menghasilkan status siswa yang diakui sebagai siswa SMEA Negeri Cepu kelas terpisah di Blora, yang berlaku sejak tgl. 1 Januari 1969 dengan Nota Dinas Kepala Inpro Pujursus Jateng, yang ditandatangani oleh Kepala Urusan Pendidikan Ekonomi tgl. 10 Maret 1969.

SMEA Negeri Cepu Kelas Terpisah di Blora berlaku selama 3 tahun, berakhir tahun 1971 dan diperpanjang 1 tahun sampai tahun 1972.

Setelah berakhirnya masa perpanjangan status kelas terpisah, Bp. Letkol. Sri Nardi, Bupati KDH Blora sebelumnya hanya berkenan membari nama SMEA BLORA. Usul fihak DPRD Tk. II Blora yang dimotori oleh Bp. Drs. Abdul Hony, mendapat sambutan simpatik dari Bp. Letkol Soepadi Yoedodharmo, Bupati KDH Blora yang baru. Beliau langsung menunjuk Bp. Poernomo, Wedono Kota Blora untuk mengkoordinir usaha penegerian SMEA. Bapak Bupati KDH Blora yang baru berkenan membari nama SMEA PEMDA BLORA, guna memperlancar penegeriannya, dengan catatan tidak masuk dalam APBD Kabupaten Blora.
Pada waktu inilah dibentuk Tim Perjuangan untuk penegerian SMEA yang diketuai oleh Bp. Poernomo dan dibantu oleh Bp. Soedardji, Bagian Kesra Pemda Blora, Bp. Drs. Abdul Hony dan Bp. Suyadi, B.A. selaku Pimpinan SMEA Pemda Blora.

Dengan membawa rekomendasi dari Bp. Gubernur KDH Jawa Tengah, berangkatlah Tim hingga 5X belum mendapatkan keputusan. Akhirnya Bp. Bupati KDH Blora mengutus Bp. Drs. Djupri Prajitno (Ka.Bag. Kesra Pemda Blora) dan Bp. Suyadi, B.A. Dari Pejabat Sekretaris Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mendapat jawaban: “Bapak Dirjen menyatakan, bahwa tahun ini tidak diperkenankan menegerikan sekolah”’ Beliau berdua ingin ketemu Bp. Dirjen. Dijawab pergi ke luar negeri dan usul penegerian akan dipelajari.
Dari salah seorang karyawan di Kantor Sekretariat Jenderal beliau dianjurkan untuk mencari seseorang tokoh yang berpengaruh di Jakarta. Bp. Drs. Djupri Prajitno teringat akan Wakil Bupati Blora yang menjadi Anggota DPR RI, yaitu Bp. Ki Soeratman (Tokoh Majelis Luhur “Taman Siswo”) yang beralamatkan dekat Lapangan Udara Kemayoran Jakarta.
Bp. Ki Soeratman menyanggupi untuk mengurus dan akhirnya tanggal 1 Mei 1975 SMEA PEMDA BLORA menjadi SMEA NEGERI BLORA, yang sekarang SMK NEGERI 2 BLORA.